Kamis, 21 Januari 2010

Peluang Usaha dan Bisnis Atap Kanopi Sepeda Moto


Alangkah enaknya jika saat berkendara dengan sepeda motor kita terbebas dari guyuran air hujan dan sengatan matahari. Khayalan ini bisa menjadi nyata dengan hadirnya produk atap kanopi sepeda motor terbuat dari serat rami. Inovasi yang ditemukan oleh Dedy Astika ini bisa jadi akan mengurangi ‘penderitaan’ pengendara sepeda motor saat musim hujan datang. Anda tertarik dengan peluang usaha dan bisnis atap kanopi sepeda motor ini?

Musim hujan sering dianggap ‘musuh’ oleh para pengendara sepeda motor. Saat musim ini tiba, aktifitas menjadi terganggu. Mereka terpaksa berteduh untuk menghindari guyuran air hujan. Atau bisa juga menggunakan mantel atau jas hujan. Cara ini terbilang cukup efektif, meski sering merasa ribet saat harus memakainya. Begitu hujan selesai, jas hujan pun tak lagi digunakan. Masalah baru muncul ketika panas matahari menyengat tubuh. Lalu, bagaimana untuk mengatasinya?

Dengan terciptanya produk baru yang berfungsi sebagai pelindung dari cuaca panas sekaligus air hujan ini maka musim panas atau musim hujan sudah tidak menjadi masalah besar lagi bagi pengendara sepeda motor.

Namun sejauh ini produk yang dihasilkan masih sebatas untuk pemesanan dalam skala kecil saja. Seperti bengkel-bengkel yang ada disekitar kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta saja karena produk yang belum dirasakan sempurna juga diperlukannya investor yang mau membiayai. Dalam satu minggu ia bisa membuat 4 kanopi setengah jadi (belum dicat dan finishing). Seberapa cepatnya proses pembuatan atap kanopi sepeda motor ini, biasanya tergantung dari banyaknya cetakan dan sumber daya manusia yang mengerjakan. Untuk harga, satu unit atap kanopi sepeda motor ini, Dedy menjualnya dengan harga Rp 2 juta.

Rabu, 20 Januari 2010

Sejarah Minyak dan Gas Bumi


Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.


Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.

Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.

Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

Apa saja komponen-komponen pembentuk minyak bumi ?

Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ?. Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?

Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.

Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.

Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
www.migas-indonesia.net

Senin, 11 Januari 2010

Dapur (Furnace) di Industri Pengolahan Minyak



Dalam industri pengolahan minyak bumi dibutuhkan suatu peralatan untuk pemanas fluida yang disebut dapur. Dapur adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dalam suatu ruangan ke fluida yang dipanaskan melalui pipa-pipa pembuluh yang berada di sekitar ruang pembakaran dapur tersebut.

Tujuan dari pemindahan panas hasil pembakaran ke fluida yang dipanaskan tersebut adalah agar dicapai kondisi operasi (suhu) yang diinginkan oleh proses berikutnya dalam suatu peralatan lain atau langsung sebagai produk jadi.

Dapur merupakan struktur bangunan berdinding plat baja yang bagian dalamnya di lapisi oleh material batu bahan api, batu isolasi untuk menahan kehilangan panas ke udara melalui dinding dapur.

Dapur akan dapat beroperasi dengan efisien yang tinggi bila :

* Terjadi reaksi pembakaran yang sempurna.
* Panas pemabakaran bahan baker dapat diterima dengan merata oleh fluida.
* Udara berlebih yang optimum.
* Akiran fluida di dalam pipa-pipa pembuluh dalam keadaan bersih.
* Permukaan luar/dalam dari pipa-pipa pembuluh dalam keadaan bersih.
* Memperkecil panas yang hilang lewat dinding dapur.
* Mengoptimalkan panas yang hilang lewat gas asap.
* Udara pembakaran dengan temperature yang tinggi (dengan memakai Air Pre Heater)

Bagian-Bagian Dapur (Furnace) dan Fungsinya



* Center wall (bridge wall) dibuat dari batu tahan api, berfungsi untuk membuat arah nyala api yang baik dan mengalirkan gas asap ke cerobong.

* Cerobong berfungsi untuk mengalirkan gas asap hasil pembakaran dalam dapur ke luar ke atmosfir.

* Stack Damper berfungsi untuk mengatur pembuangan gas asap yang akan melewati cerobong.

* Jendela pengamat pada dinding dapur yang mana kondisi dapur dapat diamati.

* Explotion door pintu yang dapat terbuka bila terjadi ledakan (tekanan dapur naik).

* Pengatur udara (air register) berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang masuk ke dalam dapur.

* Pipa-pipa pembuluh dibuat dari low molybdenum steel atau low chrome molybdenum steel (tahan terhadap korosi dan mempunyai kekuatan yang cukup). Dan berfungsi untuk memindahkan panas dari bahan baker hasil pembakaran terhdap fluida yang ada di dalam pembuluh.

* Tube support pada dinding dalam dapur untuk mensupport pipa-pipa pembuluh.

* Dinding dapur:

* Lapisan sebelah luar berupa dinding baja yang berfungsi sebagai penahan struktur dapur.

* Lapisan sebelah dalam dapat terdiri dari satu atau dua lapisan. Lapisan yang langsung terkena api adalah batu tahan api, sedangkan lapisan yang tidak langsung terkena api dipasang batu isolasi untuk menahan hilangnya panas ke udara melalui dinding dapur.

* Untuk dapur yang modern umumnya terdiri dari satu lapisan yang berfungsi sekaligus sebagian batu bahan api dan isolasi.

* Snuffing yang dapat dialirkan ke dalam dapur yang dapat segera mematikan api. Juga digunakan untuk menghalau gas-gas di dalam ruang pembakaran sebelum menyalakan dapur.

* Soot blower berfungsi untuk menghilangkan jelaga yang menempel pada pipa-pipa pembuluh di daerah konveksi.

* Burner dengan beberapa macam:

* Pilot burner adalah burner kecil yang menggunakan gas sebagai bahan baker yang harus dilengkapi diburner dapur. Pilot burner mula-mula dinyalakan, dan burner yang lebih besar untuk pembakaran dinyalakan dari pilot burner.
* Gas burner adalah burner dengan mempergunakan bahan baker cair.
* Dual burner adalah burner dengan mempergunakan bahan baker gas dan bahan bakar cair. Di bawah adalah tipe-tipe burner.

www.migas.com

Dehidrasi & Proses Terbentuknya Hidrat




Dehidrasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk mencegah terjadinya hidrat di sepanjang system perpipaan. Hidrat adalah suatu kristal yang terbentuk antara molekul–molekul air (H2O) dengan molekul – molekul hidrokarbon ringan (C1 s/d C4), juga molekul – molekul H2S dan CO2. Bentuk hidrat dapat berupa semacam bubur atau jelly sampai padat yang keras seperti es batu. Apabila hidrat terbentuk maka akan dapat menyebabkan naiknya pressure drop pada sistem perpipaan dan dalam kondisi yang ekstrim hidrat dapat membuntu aliran gas dalam perpipaan.

Ada 2 (dua) faktor utama yang mendorong terbentuknya hidrat yakni :

1. Terbentuk air bebas (free water) dalam perpipaan
2. Suhu gas berada pada suhu pembentukan hidrat atau lebih rendah

Apabila gas bumi yang mengandung uap air jenuh (saturated) mengalami pendinginan, maka sebagian dari uap air tersebut akan mengembun dalam bentuk air bebas. Apabila proses pendinginan gas mencapai suhu pembentukan hidrat atau lebih rendah, maka molekul–molekul air tersebut akan bergabung dengan melekul–molekul hidrokarbon ringan dan terbentuklah hidrat. Pada tahap awal ukuran hidrat kecil–kecil, sehingga akan terikut dalam aliran gas. Akan tetapi kristal hidrat ini dapat tumbuh di tempat – tempat permukaan pipa yang tidak rata sehingga akan menghambat aliran gas dalam perpipaan bahkan dapat menyumbat pipa.

Ilustrasi pembentukan hidrat terlihat pada gambar di bawah. Contoh wujud dari kristal hidrat yang berwarna putih dan contoh hidrat yang terbentuk di pipa.
www.migas.com

Minggu, 03 Januari 2010

Sumur Ulubelu Diuji Produksi

Elshinta - Newsroom, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah berhasil melaksanakan uji produksi sumur Ulubelu (UBL) 5 di provinsi Lampung. Demikian siaran pers yang redaksi Elshinta.com terima dari PT PGE.

Dari hasil kegiatan uji produksi sumur tersebut diperoleh data bahwa sumur tersebut dapat memproduksikan 10 MW. Sumur UBL 5 diuji dengan metode buka tegak (vertical discharge).

Lokasi Proyek UBL 5 ini terletak di Desa Pagaralam Kecamatan Ulubelu-Kabupaten Tanggamus, Lampung. Sumur UBL 5 merupakan satu diantara dari 9 sumur yang telah dibor di daerah Ulubelu untuk pembangkitkan listrik 2 x 55 Mwe. Energi listrik akan mulai berproduksi komersial pada 2011.

Sumur UBL 5 merupakan pemboran berarah / miring dengan kedalaman berarah hingga 1705 mku (meter kedalaman ukur), dengan temperatur di resevoir sebesar 260 °C.

Pemboran tersebut dikerjakan oleh tenaga ahli dari dalam negeri. Proyek ini merupakan Salah satu proyek yang diunggulkan potensi Panas Bumi di Ulubelu cukup besar yaitu sekitar 300 MW.

Sebelumnya PT PGE berhasil melakukan uji produksi sumur UBL 2 & UBL 3. Hasil pencatatan sementara masing-masing sumur menghasilkan energy listrik berkisar 10 MWe.

Hal ini menambah keyakinan bahwa prospek Ulubelu dapat beroperasi sebagai lapangan Panas bumi.

Potensi cadangan panasbumi didaerah ini mencapai 300 MWe. Tahap pertama PT PGE akan mensuplai uap kepada pembangkit listrik PLTP unit 1 & 2 milik PT PLN. Untuk pengembangan selanjutnya maka akan diusahakan secara total project oleh PT PGE.

Saat ini PGE telah membangkitkan energi Panas bumi listrik sebesar 272 MWe yang berasal dari lapangan Kamojang, Lahendong dan Sibayak.

PT PGE juga sedang melakukan eksplorasi diberbagai daerah diantaranya, Lumut Balai (Sumatra selatan), HuluLais (Bengkulu), Sungai Penuh (Jambi) dan Kotamobagu (Sulut). Diharapkan 5 tahun kedepan PT PGE dapat menghasilkan listrik sebesar 1342 MWe.

PGE sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mampu menunjukkan kiprahnya sebagai perusahaan energi ramah lingkungan.

Penghargaan yang bergengsi juga diperoleh yaitu PROPER HIJAU untuk Area Geothermal Kamojang dan Lahendong. PGE juga meraih Emas Padma Award yang merupakan award dibidang CSR dalam pemanfaatan Brine Water untuk pabrik gula aren dan penghargaan lainnya di lingkungan Pertamina.

Pemanfaatan uap Panas Bumi ini membantu penghematan bahan bakar yang sangat besar. Diharapkan pada 10 tahun kedepan Energi Panas Bumi dapat menjadi primadona energi di Indonesia.
(rei)
www.elshinta.com

Ditemukan Ladang Migas Terbesar di Arafura Papua !


Kekayaan Sumer Daya Alam Papua sungguh luar biasa, berada berada pada posisi tingkat teratas dunia. Selain Freeport Indonesia di Tanah Papua yang menyumbang emas dan tembaga terbesar di dunia dan LNG BP Tangguh. Kini ladang Migas terbesar juga telah di temukan di Arafuru, Papua yang dikelola oleh Amerika serikat.

Blok Semai V, yang terletak di Laut Arafuru, Papua, disebut-sebut sebagai salah satu temuan ladang migas sangat penting di wilayah Asia Pasifik. Potensinya mencapai lebih dari 8 triliun kaki kubik.Pemerintah, melalui Depertemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah menunjuk Amerada Hess, perusahaan minyak asal Amerika Serikat, sebagai operator migas Blok Semai Arafuru, Papua.

Hess kabarnya menawarkan signature bonus sebesar US$ 40 juta, jauh di atas Pertamina yaitu sebesar US$ 15 juta. Menurut pemerintah, signature bonus menjadi pertimbangan utama karena merupakan bagian penerimaan yang sudah pasti dan langsung diperoleh negara.

Sebagai perbandingan, menghadapi perubahan-perubahan dalam industri migas internasional, kini berbagai negara di dunia telah memberlakukan kebijakan khusus bagi perusahaan-perusahaan minyak nasional (National Oil Companies/ NOC) yang dimilikinya. Kebijakan tersebut, antara lain, mendorong NOC-NOC untuk berekspansi ke berbagai negara.

China National Petroleum Corporation/PetroChina (CNPC), BUMN minyak asal Tiongkok, dan Petronas milik negara Malaysia), adalah dua dari lima perusahaanmigas milik negara yang teraktif dalam berekpansi di dunia. Sebaliknya, Pertamina. Jangankan berekspansi ke luar negeri, peran Pertamina bahkan tidak dominan di Tanah Air sendiri. Padahal, Pertamina merupakan salah satu NOC tertua di dunia yang telah beroperasi sejak 30 tahun yang lalu.
indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com

Pengeboran Migas di Jailolo Maluku Terhambat Perizinan


JAKARTA - Rencana pengeboran minyak dan gas di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara saat ini masih terkendala masalah perizinan. Kendala tersebut disertai belum turunnya surat penetapan dari pemerintah daerah (Pemda) setempat.

"Rencana mengebor di Jailolo tergantung. Kita belum eksplorasi. Kalau geotermal, tendernya tidak seperti tender minyak," ujar Dirut Star Energy Sanusi Satar, di sela acara ramah tamah tahun baru 2009 BP Migas, di kantor BP Migas, Gedung Patra Jasa, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (5/1/2009).
Adapun hingga saat ini surat penetapan tersebut belum juga diterima oleh pihak BP Migas. Selain itu, jika sudah diterima, maka pihaknya akan segera melakukan studi terhadap daerah tersebut dan melakukan eksplorasi.

Sehingga nantinya diketahui berapa besar cadangan baru yang ada setelah dilakukan pengeboran dan pengembangan. "Biasanya itu memakan waktu dua minggu sampai satu bulan, tapi kendalanya kan bupati di sana," pungkasnya. (ade)

All about BasketBall

SEJARAH PERMAINAN BOLA BASKET

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.

SEJARAH PERKEMBANGAN

Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.





Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk main_basketdimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. “Basket ball” (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.

Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.

Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk kedua kalinya.
Perkembangan

Permainan basket sudah sangat berkembang dan digemari sejak pertama kali diperkenalkan oleh James Naismith. Salah satu perkembangannya adalah diciptakannya gerakan slam dunk atau menombok, yaitu gerakan untuk memasukkan dan melesakan bola basket langsung ke dalam keranjang yang bisa dilakukan dengan gerakan akrobatik yang berkekuatan luar biasa.

LATIHAN DASAR BASKET

Latihan dasar untuk bermain bola basket terdiri dari dribble,shooting,passing dan rebound.

Cara latihan nya adalah sbgai brikut:

Dribble yang benar:
1) Anda harus bisa mendribble bola dengan tangan kanan atau kiri sampai benar2 menguasainya.
2) Jangan menundukkan kepala sewaktu mendribble bola karena pandangan seorang pemain basket harus selalu mencari posisi yang tepat untuk menghindari sergapan lawan dan mengoper bola ke tim mainnya, jadi bukan fokus ke arah bola.
3) Setelah anda bisa menguasai dribble, anda harus belajar melakukan pertahanan, karena kalau anda tidak bisa, bola mudah direbut oleh lawan nantinya. Caranya tangan kiri rata dengan dada menjulur ke arah lawan sehingga lawan tidak bisa mengambilnya.

Shooting yang benar:
1) Anda pegang bola tersebut dengan 2 tangan supaya shoot tersebut bisa terarah dgn baik.
2) Setelah itu angkat bola sampai di depan muka, tetapi agak ke atas sedikit, lalu anda arahkan bola tersebut ke ring. Pastikan bola diarahkan ke arah ruang segi empat di area jaring basket dan kedua kaki mengarah ke posisi ring basket.
3) Shooting yang baik itu dengan menggunakan tangan kanan, yang kiri hanya untuk mengarahkan saja.
4) Waktu melempar bola, tenaga harus datang dari kedua kaki bukan tangan, dan badanpun harus mengikuti gerakan menembak. Yang jelas latihan menembak harus sering anda lakukan karena sehebat apapun defender (pemain penahan) menjaga di samping anda sewaktu pertandingan tidak akan banyak menolong anda.

Passing:
Anda harus selalu siap dan tidak hanya asal cepat mengoper bola ke teman anda tapi harus dapat memperkirakan apakah teman anda nantinya bisa menangkapnya. Kalau ada lawan yang menghalangi jalan, pastikan anda mengarahkan temen anda ke mana mereka akan berlari supaya mereka tidak terlambat sewaktu menangkap bola operan anda. Sehabis mengoper bola, anda harus terus bergerak supaya anda siap untuk bermain lagi. Kalau bisa, anda berdiri dekat ring basket supaya teman anda bisa mengoper bola lagi dan anda tinggal melayup buat memasukkan bola karena lawan anda akan berhenti sejenak dan mengalihkan perhatiannya setelah anda mengoper bola ke teman anda. Sewaktu teman anda memegang bola, jagalah jalur lemparan supaya mereka mudah mengoper bola ke arah anda.

Rebounding:
Anda harus bisa menjauhkan bola dari jaring selagi bola mental sewaktu rebound. Kalau tidak, lawan anda punya kesempatan untuk merebut bola. Menjauhkan bola paling penting waktu anda dalam posisi bertahan. Anda juga harus tahu waktu lawan anda bermain bertahan, dan sewaktu tembakan ke jaring terjadi, anda harus cepat-cepat mendekat ke jaring supaya bisa memasukkan bola. Rebounders yang bagus biasanya ahli mengalihkan bola karena dengan begitu teman anda punya kesempatan merebut bola jika anda tidak dapat menguasainya.

LAHIRNYA PERBASI

Dalam tulisan pertama, kita telah membaca muasal olahraga bola basket yang ternyata berangkat dari eksperimentasi serba kebetulan di sebuah sekolah di Amerika. Kini, kita coba menelisik bagaimana olahraga ini masuk ke Indonesia hingga terbentuk organisasi persatuan bola basket seluruh Indonesia (Perbasi) dan berkembang pesat sampai hari ini.

Saya telah membuka sejumlah referensi, namun tidak satu pun yang menyebutkan secara definitif tokoh pembawa, kapan dan bagaimana olahraga ini ke tanah air. Informasi yang terkumpul banyak menyebutkan, pada masa penjajahan Belanda, para muda-mudi bule diketahui sering bermain bola keranjang atau


korfball, yang logo IBLmirip bola basket. Namun olahraga ini tidak turun ke masyarakat karena adanya factor psikologis antipati terhadap permainan penjajah. korfball hilang sama sekali dari ingatan bersamaan dengan hengkangnya mereka dari tanah air. Saya yakin, generasi muda, termasuk olahragawan kita, tidak mengenal korfball. Saya sendiri tidak pernah melihat korfball dimainkan, kecuali hanya dari bacaan saja.

Sebuah penghampiran sejarah masuknya basket ke tanah air menyebutkan, basket masuk bersamaan dengan kedatangan pedagang dari Cina menjelang kemerdekaan. Menurut saya, penghampiran ini masuk akal, sebab Cina sendiri lebih dulu mengenal bola basket ketimbang rakyat Indonesia. Tepatnya, sejak 1894, bola basket sudah dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien dan kemudian menjalar ke seluruh daratan Cina. Mereka yang berdagang ke Indonesia adalah kelompok menengah kaya yang memilih olahraga dari Amerika itu sebagai identitas kelompok Cina modern.

Pendapat ini diperkuat fakta menjelang dan pada awal kemerdekaan klub-klub bola basket di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, DI Yogyakarta, dan Surabaya sebagian besar tumbuh dari sekolah-sekolah Cina. Di Semarang, misalnya, pada 1930 ada klub bernama Chinese English School, Tiong Hoa Hwee, Fei Leon Ti Yu Hui, atau Pheng You Hui yang kemudian dikenal dengan nama Sahabat. Dari klub itu pula kemudian lahir salah seorang pemain legendaris Indonesia, Liem Tjien Siong yang kemudian dikenal dengan nama Sonny Hendrawan (Pada 1967 Sonny terpilih sebagai Pemain Terbaik pada Kejuaraan Bola Basket Asia IV di Seoul, Korsel. Waktu itu, tim Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Filipina, Korea, dan Jepang).

Keajaiban dunia basket tertoreh pada masa-masa awal kemerdekaan. Meski belum memiliki organisasi, pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo, bola basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi diakui Negara.

Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang kemudian menjadi Menteri Olahraga, meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi bola basket. Ini bukan pekerjaan gampang, sebab sebelumnya orang-orang katurunan Tionghoa yang lebih dulu melek basket sudah punya bond sendiri dan belum tertarik bergabung. Namun akhirnya karena tuntutan kebutuhan untuk menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan Persatuan Basketball Seluruh Indonesia pada 23 Oktober 1951, disingkat Perbasi.

Istilah basketball yang masih berbahasa Inggris kemudian di Indonesiakan pada 1955, menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dan pemerintah menetapkannya sebagai satu-satunya organisasi yang menaungi seluruh kegiatan perbolabasketan di tanah air. Pemerintah juga meminta seluruh komponen bangsa bersatu padu dalam payung organisasi ini, termasuk bond Cina yang sebelumnya sudah berdiri kuat sebagai organisasi basket komunitas.

Sejak, Indonesia memiliki organisasi resmi yang mengurus olahraga bola basket. Perbasi menganut sistem vertikal berjenjang, yang dimulai dari tingkat perkumpulan, pengurus cabang (pengcab) Perbasi, pengurus daerah (pengda) Perbasi, sampai kepada pengurus besar (PB) Perbasi. Saat ini, kepengurusan PB Perbasi sebagai Ketua Umum Ibu Noviantika Nasution, M.Si dan Dahlam Mukamad sebagai Sekjen PB Perbasi

CARA ATAU LATIHAN JUMP SHOOT

Menurut saya ada 2 hal penting untuk latihan jump shoot.

1. kamu harus punya shoot power yg bagus. salah satunya dgn melatih oto trisep, caranya bs dilakuin dng angkat barbel (yg ringan2 aja) dng posisi lengan atas lurus ke atas jd posisi barbelnya dibelakang
2. latihan biar bs jumping tinggi. ini bs dilatih dgn foot work, skipping dll.
perlu jg belajar kuda2 yg pas bwt ancang2 kita shooting(latihan jump stop)

Bila kita sudah latihan seperti diatas maka jump shoot pun bisa kamu lakukan. Tetapi dengan syarat latihan dilakukan terus menerus dan pemanasan sebelum melakukan latihan ini.
yudhis01.wordpress.com/.../all-about-basketball

Cost Recovery Tidak Dibatasi, Produksi Migas Belum Tentu Naik





Jakarta - Pembatalan pembatasan cost recovery dinilai hanya akan menguntungkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan belum tentu akan meningkatkan produksi migas.

"Kalau itu dihilangkan maka yang untung adalah KKKS karena mereka akan memiliki cashflow yang lebih bagus," ujar Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute Pri Agung Rakhmanto dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (3/12/2009).

Menurut Pri Agung, pembatalan pembatasan cost recovery tersebut belum tentu akan berdampak ke peningkatan kegiatan eksplorasi dan produksi yang dilakukan oleh para KKKS.

"Belum tentu akan berdampak ke sana," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh menyatakan pihaknya akan berupaya agar tidak ada pembatasan untuk biaya pergantian eksplorasi dan produksi kegiatan minyak dan gas dari pemerintah (cost recovery).

Hal tersebut dicetuskan terkait rencana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menekan cost recovery dalam RAPBN 2010 menjadi US$ 12,005 miliar. Angka itu lebih rendah dari usulan awal cost recovery 2010 yang diperkirakan mencapai US$ 13,005 miliar.

Menurut Darwin, rencana pembatasan cost recovery tersebut merupakan salah satu faktor penyebab perlambatan investasi di sektor minyak dan gas dalam negeri akhir-akhir ini. Ini ditunjukan dengan rendahnya minat KKKS terhadap sejumlah Wilayah Kerja (WK) Migas yang ditawarkan pemerintah baru-baru ini.

Namun jika tidak ada pembatasan cost recovery, Darwin meminta kepada para Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk lebih realistis dalam memasukan komponen mana yang layak masuk cost recovery, dan mana yang tidak.

Darwin mengaku usulan mengenai tidak ada pembatasan cost recovery tersebut sudah dibicarakan dengan Menteri Keuangan, dan untuk tahap selanjutnya ia akan mengkomunikasikan hal ini dengan DPR. (epi/qom)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com

Cara Menemukan Minyak


Bagaimana caranya menemukan minyak bumi ?

Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.

Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.

Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.

Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.

Aplikasi metode seismik :

1. Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
3. Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

Pembatasan Cost Recovery Tak Tingkatkan Produksi Migas



JAKARTA - Pembatasan cost recovery dinilai sangat tidak mendukung upaya industri untuk meningkatkan produksi migas. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sangat keberatan dengan adanya pembatasan karena 90 persen dari biaya cost recovery adalah biaya yang ditujukan untuk meningkatkan target produksi.

Adapun sejak 2009, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menetapkan batasan maksimum cost recovery untuk sektor hulu migas sebesar USD10,5 miliar. Sedangkan pada 2010 dipatok pada level USD12 miliar.

"Bagaimana kontraktor dapat mencapai target yang ditetapkan apabila biaya yang dibutuhkan dibatasi?" ujar President Indonesia Petroleum Association (IPA), Ron Aston sebagaimana dikutip dari situs resmi BP Migas, di Jakarta, Jumat (27/11/2009).

Menurutnya, proses persetujuan work program and budget (WP&B) yang dilaksanakan BP Migas sebenarnya sudah mendetail dan seharusnya, pemerintah mempercayakan pada mekanisme ini tanpa perlu lagi melakukan pembatasan biaya. IPA juga menyarankan adanya pihak ketiga yang dapat menyusun sistem yang dapat diterima baik oleh KKKS maupun BP Migas.

Terkait masalah ini, BP Migas pun mengaku berada di dalam posisi terjepit antara keinginan KKKS dan pemerintah dan meminta KKKS mendukung sistem WP&B yang sudah berjalan baik agar dapat dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. "Kami juga menyambut baik usulan penggunaan pihak ketiga," ungkap Kepala BP Migas, R Priyono.

IPA bersedia melihat kemungkinan swaping ini, namun menyarankan agar swaping perlu dipikirkan secara hati-hati. IPA juga mengaku mengalami kesulita untuk memenuhi peraturan pemerintah untuk memprioritaskan suplai gas ke pasar domestik.

oil and gas reserve defifitions

OIL AND GAS RESERVE DEFINITIONS - SPE / World Petroleum Congress
Approved by the Board of Directors, Society of Petroleum Engineers (SPE), Inc., March 7,1997.
Approved by the World Petroleum Congress (WPC), October, 1996.
• Proved Reserves
• Probable Reserves
• Possible Reserves
• Reserve Status Categories - (producing, non-producing, etc)
INTRODUCTION
Reserves are those quantities of petroleum which are anticipated to be commercially recovered from known accumulations from a given date forward. All reserve estimates involve some degree of uncertainty. The uncertainty depends chiefly on the amount of reliable geologic and engineering data available at the time of the estimate and the interpretation of these data. The relative degree of uncertainty may be conveyed by placing reserves into one of two principal classifications, either proved or unproved. Unproved reserves are less certain to be recovered than proved reserves and may be further sub-classified as probable and possible reserves to denote progressively increasing uncertainty in their recoverability.
The intent of the SPE and WPC in approving additional classifications beyond proved reserves is to facilitate consistency among professionals using such terms. In presenting these definitions, neither organization is recommending public disclosure of reserves classified as unproved. Public disclosure of the quantities classified as unproved reserves is left to the discretion of the countries or companies involved.
Estimation of reserves is done under conditions of uncertainty. The method of estimation is called deterministic if a single best estimate of reserves is made based on known geological, engineering, and economic data. The method of estimation is called probabilistic when the known geological, engineering, and economic data are used to generate a range of estimates and their associated probabilities. Identifying reserves as proved, probable, and possible has been the most frequent classification method and gives an indication of the probability of recovery. Because of potential differences in uncertainty, caution should be exercised when aggregating reserves of different classifications.
Reserves estimates will generally be revised as additional geologic or engineering data becomes available or as economic conditions change. Reserves do not include quantities of petroleum being held in inventory, and may be reduced for usage or processing losses if required for financial reporting.
Reserves may be attributed to either natural energy or improved recovery methods. Improved recovery methods include all methods for supplementing natural energy or altering natural forces in the reservoir to increase ultimate recovery. Examples of such methods are pressure maintenance, cycling, waterflooding, thermal methods, chemical flooding, and the use of miscible and immiscible displacement fluids. Other improved recovery methods may be developed in the future as petroleum technology continues to evolve.
Return to the page top
PROVED RESERVES
Proved reserves are those quantities of petroleum which, by analysis of geological and engineering data, can be estimated with reasonable certainty to be commercially recoverable, from a given date forward, from known reservoirs and under current economic conditions, operating methods, and government regulations. Proved reserves can be categorized as developed or undeveloped.
If deterministic methods are used, the term reasonable certainty is intended to express a high degree of confidence that the quantities will be recovered. If probabilistic methods are used, there should be at least a 90% probability that the quantities actually recovered will equal or exceed the estimate.
Establishment of current economic conditions should include relevant historical petroleum prices and associated costs and may involve an averaging period that is consistent with the purpose of the reserve estimate, appropriate contract obligations, corporate procedures, and government regulations involved in reporting these reserves.
In general, reserves are considered proved if the commercial producibility of the reservoir is supported by actual production or formation tests. In this context, the term proved refers to the actual quantities of petroleum reserves and not just the productivity of the well or reservoir. In certain cases, proved reserves may be assigned on the basis of well logs and/or core analysis that indicate the subject reservoir is hydrocarbon bearing and is analogous to reservoirs in the same area that are producing or have demonstrated the ability to produce on formation tests.
The area of the reservoir considered as proved includes (1) the area delineated by drilling and defined by fluid contacts, if any, and (2) the undrilled portions of the reservoir that can reasonably be judged as commercially productive on the basis of available geological and engineering data. In the absence of data on fluid contacts, the lowest known occurrence of hydrocarbons controls the proved limit unless otherwise indicated by definitive geological, engineering or performance data.
Reserves may be classified as proved if facilities to process and transport those reserves to market are operational at the time of the estimate or there is a reasonable expectation that such facilities will be installed. Reserves in undeveloped locations may be classified as proved undeveloped provided (1) the locations are direct offsets to wells that have indicated commercial production in the objective formation, (2) it is reasonably certain such locations are within the known proved productive limits of the objective formation, (3) the locations conform to existing well spacing regulations where applicable, and (4) it is reasonably certain the locations will be developed. Reserves from other locations are categorized as proved undeveloped only where interpretations of geological and engineering data from wells indicate with reasonable certainty that the objective formation is laterally continuous and contains commercially recoverable petroleum at locations beyond direct offsets.
Reserves which are to be produced through the application of established improved recovery methods are included in the proved classification when (1) successful testing by a pilot project or favorable response of an installed program in the same or an analogous reservoir with similar rock and fluid properties provides support for the analysis on which the project was based, and, (2) it is reasonably certain that the project will proceed. Reserves to be recovered by improved recovery methods that have yet to be established through commercially successful applications are included in the proved classification only (1) after a favorable production response from the subject reservoir from either (a) a representative pilot or (b) an installed program where the response provides support for the analysis on which the project is based and (2) it is reasonably certain the project will proceed.
Return to the page top
UNPROVED RESERVES
Unproved reserves are based on geologic and/or engineering data similar to that used in estimates of proved reserves- but technical, contractual, economic, or regulatory uncertainties preclude such reserves being classified as proved. Unproved reserves may be further classified as probable reserves and possible reserves.
Unproved reserves may be estimated assuming future economic conditions different from those prevailing at the time of the estimate. The effect of possible future improvements in economic conditions and technological developments can be expressed by allocating appropriate quantities of reserves to the probable and possible classifications.
Return to the page top
PROBABLE RESERVES
Probable reserves are those unproved reserves which analysis of geological and engineering data suggests are more likely than not to be recoverable, In this context, when probabilistic methods are used, there should be at least a 50% probability that the quantities actually recovered will equal or exceed the sum of estimated proved plus probable reserves.
In general, probable reserves may include (1) reserves anticipated to be proved by normal step-out drilling where sub-surface control is inadequate to classify these reserves as proved, (2) reserves in formations that appear to be productive based on well log characteristics but lack core data or definitive tests and which are not analogous to producing or proved reservoirs in the area, (3) incremental reserves attributable to infill drilling that could have been classified as proved if closer statutory spacing had been approved at the time of the estimate, (4) reserves attributable to improved recovery methods that have been established by repeated commercially successful applications when (a) a project or pilot is planned but not in operation and (b) rock, fluid, and reservoir characteristics appear favorable for commercial application, (5) reserves in an area of the formation that appears to be separated from the proved area by faulting and the geologic interpretation indicates the subject area is structurally higher than the proved area, (6) reserves attributable to a future workover, treatment, re-treatment, change of equipment, or other mechanical procedures, where such procedure has not been proved successful in wells which exhibit similar behavior in analogous reservoirs, and (7) incremental reserves in proved reservoirs where an alternative interpretation of performance or volumetric data indicates more reserves than can be classified as proved.
Return to the page top
POSSIBLE RESERVES
Possible reserves are those unproved reserves which analysis of geological and engineering data suggests are less likely to be recoverable than probable reserves. In this context, when probabilistic methods are used, there should be at least a 10% probability that the quantities actually recovered will equal or exceed the sum of estimated proved plus probable plus possible reserves.
In general, possible reserves may include (1) reserves which, based on geological interpretations, could possibly exist beyond areas classified as probable, (2) reserves in formations that appear to be petroleum bearing based on log and core analysis but may not be productive at commercial rates, (3) incremental reserves attributed to infill drilling that are subject to technical uncertainty, (4) reserves attributed to improved recovery methods when (a) a project or pilot is planned but not in operation and (b) rock, fluid, and reservoir characteristics are such that a reasonable doubt exists that the project will be commercial, and (5) reserves in an area of the formation that appears to be separated from the proved area by faulting and geological interpretation indicates the subject area is structurally lower than the proved area.
Return to the page top
RESERVE STATUS CATEGORIES
Reserve status categories define the development and producing status of wells and reservoirs.
Developed: Developed reserves are expected to be recovered from existing wells including reserves behind pipe. Improved recovery reserves are considered developed only after the necessary equipment has been installed, or when the costs to do so are relatively minor. Developed reserves may be subcategorized as producing or non-producing.
Producing: Reserves subcategorized as producing are expected to be recovered from completion intervals which are open and producing at the time of the estimate. Improved recovery reserves are considered producing only after the improved recovery project is in operation.
Non-producing: Reserves subcategorized as non-producing include shut-in and behind-pipe reserves. Shut-in reserves are expected to be recovered from (1) completion intervals which are open at the time of the estimate but which have not started producing, (2) wells which were shut-in for market conditions or pipeline connections, or (3) wells not capable of production for mechanical reasons. Behind-pipe reserves are expected to be recovered from zones in existing wells, which will require additional completion work or future recompletion prior to the start of production.
Undeveloped Reserves: Undeveloped reserves are expected to be recovered: (1) from new wells on undrilled acreage, (2) from deepening existing wells to a different reservoir, or (3) where a relatively large expenditure is required to (a) recomplete an existing well or (b) install production or transportation facilities for primary or improved recovery projects.
Return to the page top